Tanggap Bencana Banjir Jabodetabek 1
Awal tahun 2020, beberapa daerah di Pulau Jawa mengalami musibah banjir. Salah satu yang paling disorot adalah kawasan ibukota Jakarta dan daerah-daerah penyangga di sekitarnya : Jabodetabek.
Didukung oleh Yayasan Astacala dan Telkom University, Astacala menurunkan tim siaga dan tanggap bencana untuk musibah ini. Walaupun berlokasi di Bandung, ini tak menyurutkan tim relawan Astacala dan berbagai organisasi lainnya untuk turun ke lokasi.
Mulai menyiapkan diri dan berkordinasi dengan berbagai organisasi mapala di Bandung Raya, tim gabungan berangkat dari Bandung. Menempuh macet, mendung, dan hujan. Tercatat, tim mulai beroperasi di lapangan pada tanggal 3 Januari 2020. Dengan posko utama relawan berlokasi di Klinik Pratama EMTE Basri. Jalan Anggrek 7 Tridaya Sakti di Tambun Selatan, Bekasi.
Adapun organisasi yang bergabung di posko ini antara lain : Astacala, KSR PMI Telkom, Arga Wilis, Barawana, FAKTA Purwakarta, Jayapala, Mahapeka, Mapak Alam, PKD Jabar, Gema Al-muhajirin, SAR Unpad, Sukabumi, Volbek, dan Warlok. Selain itu ada pula Fakultas Kedokteran UII dan Mapala Unisi yang jauh-jauh datang dari Jogja.
Area yang ditangani oleh tim relawan gabungan ini adalah di wilayah Kecamatan Tarumajaya dan Kecamatan Babelan. Keduanya berada di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Di mana anak Sungai Cikeas mengalir di daerah ini, yang mana alirannya meluap di awal tahun dan merendam wilayah di sekitarnya.
Sampai berita ini diturunkan, desa-desa yang sudah dikunjungi dan diserahi bantuan antara lain : Desa Buni Bakti, Desa Segerajaya, Desa Huripjaya, Desa Samudrajaya, Kampung Singkil, Kampung Sasak, Kampung Cabang Gelam, Kampung Tanah Baru, dan Kampung Sembilangan.
Berdasarkan keterangan dari Ahmad Fauzan, anggota Astacala yang menjadi kordinator posko, tim memilih wilayah di Tarumajaya dan Babelan karena belum adanya lembaga resmi yang menangani wilayah yang terdampak banjir di wilayah ini. Akses ke berbagai tempat sulit karena banyak desa berlokasi di bantaran sungai yang menjadi titik terendah banjir.
Dan yang paling utama adalah putusnya mata pencaharian warga sebagai nelayan dan pekerja tambak. Biasanya aktivitas keseharian tidak berjalan bisa sampai tiga bulan ke depan. Ini karena melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya yang hampir setiap tahun terjadi banjir. Ditambah awal tahun ini merupakan musibah yang paling parah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dengan kondisi cuaca di lapangan yang mendung dengan intensitas hujan gerimis sampai sedang, tim relawan bersiaga untuk melakukan evakuasi berdasarkan info cuaca BMKG dan tim assesment wilayah terdampak. Sambil bersiaga, tim melakukan open donasi dan menyalurkan bantuan ke tempat-tempat yang membutuhkan.
Ahmad Fauzan juga menambahkan bahwa ia dan timnya berencana akan menjalankan posko siaga dan tanggap bencana banjir di Tarumajaya dan Babelan sampai tanggal 10 Januari 2020 sambil terus menggali data di dua kecamatan ini. Selain itu, ia dan timnya ikut memantau perkembangan isu bencana di Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor. Juha memantau Kabupaten Lebak di Banten, dengan cara berkordinasi dengan Pecinta Alam yang sudah ada di wilayah-wilayah tersebut. []
Oleh Tim Redaksi Astacala (056)
Keren euy